Minggu, 01 Mei 2016

 Nama : I Putu Yatra Kencana
 Nim : 2015103003
 Prodi : Bahasa Inggris


Terhasut Oleh Sahabat

Terkadang menjalani hidup itu tak seindah kita bayangkan dan tak seburuk kita pikirkan, seiring waktunya berjalan berbagai kisah kita punya dalam kehidupan, ada saatnya kita senang dan kadang diri kita sendiri merasa tidak senang.
Namanya Aldo, dia seorang pelajar SMA siswa kelas X, Aldo adalah seorang lelaki yang tidak begitu kurus memiliki penampilan yang rapi, dan perilaku pemalu terhadap orang yang dia baru dikenalnya. Aldo sudah mengenal semua teman di kelasnya namun, dia sangat senang karena Aldo menjadi wakil kelas walaupun Aldo kalah dalam pemilihan organisasi di kelasnya. Suatu hari, Aldo terpikat oleh seorang gadis yang satu kelas dengannya. Nama cewek itu adalah Windi, yang memiliki paras wajah yang oval dengan pipi tembem dan bentuk hidung yang bagus, serta voni rambut yang menghiasi keningnya yang membuat Aldo terpikat. Namun, Aldo tidak berani meminta no hpnya lalu Aldo menyuruh temannya yang bernama Juni untuk meminta no hpnya.
“Jun apakah kau bisa membantu aku?”  tanya Aldo dengan penuh harap.
“bantuan apa Aldo siapa tau aku bisa membantumu” jawab Juni.
“Kamu dulukan satu SMP dengan Windi kamu bisa meminta no hpnya Windi?”
“soal itu serahin aja ke aku Aldo pasti aku dapet no hpnya” jawab Juni dengan penuh percaya diri.
“Terimakasih Jun kau telah mau membantu aku” sambil memangku tangannya Juni.
“iyaa Aldo tenang aja kitakan sahabat harus saling bantu” jawab Juni dan langsung pergi mencari windi.
Tak berselang lama Juni berhasil mendapatkan no hpnya dan langsung memberikan kepada Aldo, dengan rasa senang Aldo mengucapkan terimakasih kepada Juni. Bell sekolah berbunyi dengan panjang itu menandakan bahwa pelajaran di sekolah telah selesai. Semua siswa langsung pulang, setiba Aldo di rumah dia langsung mengambil hpnya dan mencatat no hp yang tadi diberikan oleh Juni. Dengan penuh semangat aldo langsung menelepon windi, dengan kata yang begitu gombal dia mampu membuat windi senang dalam percakapan teleponnya. Hari demi hari berlalu, Aldo semakin dekat dengan windi di sekolah, mulai mengobrol berdua pada saat jam kosong di sekolah, hingga membuat tugas di sekolah atau di luar sekolah, dengan rasa kenyamanan yang Aldo dapatkan dengan windi dia menginginkan kalau hubunganya lebih dari sekedar teman. Hari mulai gelap sinar mentari telah memejamkan matanya di ufuk barat, malam pun tiba Aldo sangat kebingungan di tempat tidurnya, Aldo berpikir apakah  dirinya mau diterima oleh Windi jika Aldo mengajak Windi untuk berpacaran.  Dengan detak jantung yang tidak beraturan Aldo mengambil hpnya untuk menelepon windi walaupun tangannya gemetar, dengan niat yang begitu dalam Aldo berharap agar disaat malam ini Aldo berhasil menyatakan cintanya. Aldo langsung memencet no hpnya dan meneleponnya, pertama Aldo bercakap – cakap seperti biasa menanyakan keadaan dan mengajak bercanda tak selang beberapa menit Aldo menyatakan cintanya dengan Windi.
“Win hari – hari kita lewati aku merasa nyaman di dekat kamu apakah kamu mau menjadi pacar aku?” tanya aldo dengan penuh harap bisa diterimanya.
“apakah kamu serius Al ngajak aku pacaran? Cewek lain kan banyak lebih cantik dari aku” jawab Windi dengan sedikit candaan.
“aku serius win aku tidak melihat dari kecantikan melainkan dari rasa tulus seorang wanita yang benar – benar mencintaiku dan menerima segala kekurangan aku”
“tapi hari ini ada yang nembak aku juga Aldo dari sms, aku masih bingung memilih siapa” jawab Windi dengan nada pelan.
“jujur saja Win kalo aku sangat cinta denganmu dan tulus menyayangimu” kata Aldo.
“baik Al aku akan memilih kamu tapi jangan pernah membuat aku menyesal ” jawab Windi.
Tanya Aldo lagi ke Windi “apakah kau benar Win mau jadi pacar aku?”
“iyaa beneran Al tapi ingat jangan pernah membuat aku kecewa” sahut dengan  pelan.
Dengan perasaan yang begitu senang karena cintanya di terima oleh Windi aldo pun tidak bisa tidur pada waktu malam tersebut, karena terbawanya arus cinta dari Windi. Keesokan harinya di sekolah Aldo dan Windi terus berduaan hingga duduk di kelasnya pun berdua, namun dalam percintaan di sekolahnya Aldo tidak pernah menjadi seorang siswa pemalas yang datang terlambat kesekolah, dan dalam pembelajaran di sekolah pun di lakoni dengan sungguh – sungguh. Namun hubungan mereka hancur  2 bulan kemudian, penyebabnya tidak jauh dari sekolah melainkan dari satu kelasnya juga yang mungkin iri melihat Aldo dan windi terus bersama – sama. Waktu itu Aldo bertengkar dengan temannya tapi cuma adu mulut saja, melihat kejadian itu windi lari ke kelas dan menanyakan ke teman sekelasnya.
“kenapa Aldo bertengkar di luar ada yang tau gak?” tanya Windi kepada temannya.
“Aldo bertengkar karena dia ngebonceng cewek yang dia ajak bertengkar sekarang di luar Win” jawab agus dengan keras.
“apakah benar itu Gus yang kau bilang itu??” tanya Windi dengan perasaan sedih.
“benarlah Win aku tidak bohong sama kamu” sahut Agus.
Dengan perasaan kesal Windi sangat kecewa dengan Aldo dia pun tidak mau bicara ataupun menoleh ke Aldo yang ada disampingnya. Hingga bel sekolah berbunyi panjang yang menandakan proses pembelajaran disekolah telah selesai. Pada waktu malam Aldo di telepon oleh Windi dan meminta untuk menyelesaiakan hubungan percintaanya, dengan perasaan mengejutkan aldo menanyakan kenapa Windi menyelesaikan hubungan percintaanya sampai disini. Aldo telah berkata jujur cewek yang dia bonceng kemarin itu adalah adik sepupunya, Aldo di suruh mengatarkan oleh adik sepupunya kelapangan untuk mengikuti jalan santai, sehingga tadi disekolah Aldo tidak bertengkar cuma adu mulut saja, Aldo menjelaskan bahwa cewek yang dia bonceng itu adalah adik sepupunya sehingga dia tidak berkelahi disekolah. Namun, windi tidak percaya dengan omongan Aldo. Aldo telah berkata jujur tetapi Windi tidak mau mempercayainya, dia lebih percaya dengan omongan temannya yang ingin merusak hubungannya. Aldo hanya bisa terdiam, mendengarkan jawaban yang di keluarkan oleh Windi apakah dia percaya dengan pacarnya sendiri atau temannya yang ingin merusak hubungannya yang Windi tidak ketahui tersebut.

“Aldo mungkin hubungan kita cukup samapai disini” kata Windi.
“tapi,,,,aku sudah berkata jujur Win” jawab Aldo dengan kesedihannya.
“tidak isi tapi – tapian ini keputusan aku Al jangan di bantah lagi” balas Windi yang sangat kesal.
“tolong berikan aku kesempatan lagi Wiin untuk merubah semua sikap aku” Aldo sangat mengharapkan kesempatan yang di berikan Windi.
“hubungan kita cukup sampai disini Al” jawab diana, “tidak ada kesempatan lagi untukmu al”
“tapi aku masih mencintai kamu Win” jawab lagi oleh Al dengan harapan bisa meperbaiki hubungannya.
“cukup Al cukup” sambil mematikan teleponnya.
Aldo sangat sedih setelah mendengar jawaban yang dia terima dari Windi, Aldo telah berkata jujur namun kejujuran tersebut tidak dinilai dari mata hati Windi dia lebih percaya temannya ketimbang dari pacarnya sendiri. Namun Aldo tidak menyerah dan ingin segera berbalikan dengan windi karena Aldo percaya bahwa Windi diselimuti oleh kekecewaan atas berita yang di buat – buat oleh temannya itu.
Hari semakin berlalu Aldo yang masih duduk di kelasnya terus melihat Windi yang kini tidak duduk di sampingya lagi, Aldo berharap bahwa dirinya bisa berbaikan dengan Windi tanpa harus bercuekan seperti ini, Aldo menyapa windi dengan sedikit berbincang biasa saja namun Windi meresponnya dengan baik.
“Hay Windi kamu mau kemana?” Tanya Aldo
“aku mau kerperpustakaan mau mencari buku fisika, ohh ia kamu kok sendiri disini? Tanya balik lagi oleh Windi.
“aku nungguin teman yang lagi ke toilet” jawab Al sedikit gerogi.
“masa cowok diantar ke toilet” sambil tertawa.
“agak sedikit takut dia ke toilet Win”
“aku mau ke perpustakaan dulu ya Al” dengan senyuman Windi langsung pergi.
“ok! Windi sampai ketemu di kelas entar” ucap keras dari Aldo.
“iyaa Al”

Aldo merasa senang bisa berbincang dengan Windi, dalam niat Aldo dia tidak mau jika dirinya bermusuhan dengan seorang mantan yang pernah memberikan kasih sayang di hari – harinya yang dia lewati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar