Short Story
Terhasut
Oleh Sahabat
Terkadang menjalani hidup itu tak seindah kita bayangkan
dan tak seburuk kita pikirkan, seiring waktunya berjalan berbagai kisah kita punya
dalam kehidupan, ada saatnya kita senang dan kadang diri kita sendiri merasa
tidak senang.
Namanya Aldo, dia seorang pelajar SMA siswa kelas X, Aldo
adalah seorang lelaki yang tidak begitu kurus memiliki penampilan yang rapi,
dan perilaku pemalu terhadap orang yang dia baru dikenalnya. Aldo sudah
mengenal semua teman di kelasnya namun, dia sangat senang karena Aldo menjadi
wakil kelas walaupun Aldo kalah dalam pemilihan organisasi di kelasnya. Suatu
hari, Aldo terpikat oleh seorang gadis yang satu kelas dengannya. Nama cewek itu
adalah Windi, yang memiliki paras wajah yang oval dengan pipi tembem dan bentuk
hidung yang bagus, serta voni rambut yang menghiasi keningnya yang membuat Aldo
terpikat. Namun, Aldo tidak berani meminta no hpnya lalu Aldo menyuruh temannya
yang bernama Juni untuk meminta no hpnya.
“Jun apakah kau bisa membantu aku?” tanya Aldo dengan penuh harap.
“bantuan apa Aldo siapa tau aku bisa membantumu” jawab Juni.
“Kamu dulukan satu SMP dengan Windi
kamu bisa meminta no hpnya Windi?”
“soal itu serahin aja ke aku Aldo pasti aku dapet no
hpnya” jawab Juni dengan penuh percaya diri.
“Terimakasih Jun kau telah mau membantu aku” sambil
memangku tangannya Juni.
“iyaa Aldo tenang aja kitakan sahabat harus saling bantu”
jawab Juni dan langsung pergi mencari windi.
Tak berselang lama Juni berhasil mendapatkan no hpnya dan
langsung memberikan kepada Aldo, dengan rasa senang Aldo mengucapkan
terimakasih kepada Juni. Bell sekolah berbunyi dengan panjang itu menandakan
bahwa pelajaran di sekolah telah selesai. Semua siswa langsung pulang, setiba
Aldo di rumah dia langsung mengambil hpnya dan mencatat no hp yang tadi
diberikan oleh Juni. Dengan penuh semangat aldo langsung menelepon windi,
dengan kata yang begitu gombal dia mampu membuat windi senang dalam percakapan
teleponnya. Hari demi hari berlalu, Aldo semakin dekat dengan windi di sekolah,
mulai mengobrol berdua pada saat jam kosong di sekolah, hingga membuat tugas di
sekolah atau di luar sekolah, dengan rasa kenyamanan yang Aldo dapatkan dengan
windi dia menginginkan kalau hubunganya lebih dari sekedar teman. Hari mulai
gelap sinar mentari telah memejamkan matanya di ufuk barat, malam pun tiba Aldo
sangat kebingungan di tempat tidurnya, Aldo berpikir apakah dirinya mau diterima oleh Windi jika Aldo
mengajak Windi untuk berpacaran. Dengan
detak jantung yang tidak beraturan Aldo mengambil hpnya untuk menelepon windi
walaupun tangannya gemetar, dengan niat yang begitu dalam Aldo berharap agar
disaat malam ini Aldo berhasil menyatakan cintanya. Aldo langsung memencet no
hpnya dan meneleponnya, pertama Aldo bercakap – cakap seperti biasa menanyakan
keadaan dan mengajak bercanda tak selang beberapa menit Aldo menyatakan
cintanya dengan Windi.
“Win hari – hari kita lewati aku merasa nyaman di dekat kamu apakah kamu
mau menjadi pacar aku?” tanya aldo dengan penuh harap bisa diterimanya.
“apakah kamu serius Al ngajak aku pacaran? Cewek lain kan banyak lebih
cantik dari aku” jawab Windi dengan sedikit candaan.
“aku serius win aku tidak melihat dari kecantikan melainkan dari rasa tulus
seorang wanita yang benar – benar mencintaiku dan menerima segala kekurangan
aku”
“tapi hari ini ada yang nembak aku juga Aldo dari sms, aku masih bingung
memilih siapa” jawab Windi dengan nada pelan.
“jujur saja Win kalo aku sangat cinta denganmu dan tulus menyayangimu” kata
Aldo.
“baik Al aku akan memilih kamu tapi jangan pernah membuat aku menyesal ”
jawab Windi.
Tanya Aldo lagi ke Windi “apakah kau benar Win mau jadi pacar aku?”
“iyaa beneran Al tapi ingat jangan pernah membuat aku kecewa” sahut dengan pelan.
Dengan perasaan yang begitu senang karena cintanya di
terima oleh Windi aldo pun tidak bisa tidur pada waktu malam tersebut, karena
terbawanya arus cinta dari Windi. Keesokan harinya di sekolah Aldo dan Windi
terus berduaan hingga duduk di kelasnya pun berdua, namun dalam percintaan di
sekolahnya Aldo tidak pernah menjadi seorang siswa pemalas yang datang
terlambat kesekolah, dan dalam pembelajaran di sekolah pun di lakoni dengan
sungguh – sungguh. Namun hubungan mereka hancur 2 bulan kemudian, penyebabnya tidak jauh dari
sekolah melainkan dari satu kelasnya juga yang mungkin iri melihat Aldo dan
windi terus bersama – sama. Waktu itu Aldo bertengkar dengan temannya tapi cuma
adu mulut saja, melihat kejadian itu windi lari ke kelas dan menanyakan ke
teman sekelasnya.
“kenapa Aldo bertengkar di luar ada yang tau gak?” tanya
Windi kepada temannya.
“Aldo bertengkar karena dia ngebonceng cewek yang dia ajak
bertengkar sekarang di luar Win” jawab agus dengan keras.
“apakah benar itu Gus yang kau bilang itu??” tanya Windi
dengan perasaan sedih.
“benarlah Win aku tidak bohong sama kamu” sahut Agus.
Dengan perasaan kesal Windi sangat kecewa dengan Aldo dia
pun tidak mau bicara ataupun menoleh ke Aldo yang ada disampingnya. Hingga bel
sekolah berbunyi panjang yang menandakan proses pembelajaran disekolah telah
selesai. Pada waktu malam Aldo di telepon oleh Windi dan meminta untuk
menyelesaiakan hubungan percintaanya, dengan perasaan mengejutkan aldo
menanyakan kenapa Windi menyelesaikan hubungan percintaanya sampai disini. Aldo
telah berkata jujur cewek yang dia bonceng kemarin itu adalah adik sepupunya,
Aldo di suruh mengatarkan oleh adik sepupunya kelapangan untuk mengikuti jalan
santai, sehingga tadi disekolah Aldo tidak bertengkar cuma adu mulut saja, Aldo
menjelaskan bahwa cewek yang dia bonceng itu adalah adik sepupunya sehingga dia
tidak berkelahi disekolah. Namun, windi tidak percaya dengan omongan Aldo. Aldo
telah berkata jujur tetapi Windi tidak mau mempercayainya, dia lebih percaya
dengan omongan temannya yang ingin merusak hubungannya. Aldo hanya bisa terdiam,
mendengarkan jawaban yang di keluarkan oleh Windi apakah dia percaya dengan
pacarnya sendiri atau temannya yang ingin merusak hubungannya yang Windi tidak
ketahui tersebut.
“Aldo mungkin hubungan kita cukup samapai disini” kata Windi.
“tapi,,,,aku sudah berkata jujur Win” jawab Aldo dengan
kesedihannya.
“tidak isi tapi – tapian ini keputusan aku Al jangan di
bantah lagi” balas Windi yang sangat kesal.
“tolong berikan aku kesempatan lagi Wiin untuk merubah
semua sikap aku” Aldo sangat mengharapkan kesempatan yang di berikan Windi.
“hubungan kita cukup sampai disini Al” jawab diana,
“tidak ada kesempatan lagi untukmu al”
“tapi aku masih mencintai kamu Win” jawab lagi oleh Al
dengan harapan bisa meperbaiki hubungannya.
“cukup Al cukup” sambil mematikan teleponnya.
Aldo sangat sedih setelah mendengar jawaban yang dia
terima dari Windi, Aldo telah berkata jujur namun kejujuran tersebut tidak
dinilai dari mata hati Windi dia lebih percaya temannya ketimbang dari pacarnya
sendiri. Namun Aldo tidak menyerah dan ingin segera berbalikan dengan windi
karena Aldo percaya bahwa Windi diselimuti oleh kekecewaan atas berita yang di
buat – buat oleh temannya itu.
Hari semakin berlalu Aldo yang masih duduk di kelasnya
terus melihat Windi yang kini tidak duduk di sampingya lagi, Aldo berharap
bahwa dirinya bisa berbaikan dengan Windi tanpa harus bercuekan seperti ini,
Aldo menyapa windi dengan sedikit berbincang biasa saja namun Windi meresponnya
dengan baik.
“Hay Windi kamu mau kemana?” Tanya Aldo
“aku mau kerperpustakaan mau mencari buku fisika, ohh ia
kamu kok sendiri disini? Tanya balik lagi oleh Windi.
“aku nungguin teman yang lagi ke toilet” jawab Al sedikit
gerogi.
“masa cowok diantar ke toilet” sambil tertawa.
“agak sedikit takut dia ke toilet Win”
“aku mau ke perpustakaan dulu ya Al” dengan senyuman Windi
langsung pergi.
“ok! Windi sampai ketemu di kelas entar” ucap keras dari
Aldo.
“iyaa Al”
Aldo merasa senang bisa berbincang dengan Windi, dalam
niat Aldo dia tidak mau jika dirinya bermusuhan dengan seorang mantan yang
pernah memberikan kasih sayang di hari – harinya yang dia lewati.
©2016IPutuYatraKencana@STKIPSuarBangli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar