Minggu, 01 Mei 2016

MAKALAH
                MANUSIA DAN KEINDAHAN
Description: LOGO.png



   

  DOSEN PEMBIMBING
              I Ketut Suda Sudira,S.SOS
                              DISUSUN OLEH
       I PUTU YATRA KENCANA
         SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU 
                          PENDIDIKAN  SUAR BANGLI
                                                   2015/2016

Kata Pengantar
     Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah yang berjudul “MANUSIA DAN KEINDAHAN” ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan pikirannya.
    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                  
                       
  Bangli, 18 oktober  2015

                                                                                               Penyusun




DAFTAR ISI

Kata Pengantar    ……………………………………….............……………………......i
Daftar Isi   ……………………………………………….............…………………….....ii
Bab I       PENDAHULUAN   ………………………….............……………….….........1
          1.1  Latar Belakang  ……………………………….............………………….........1
          1.2  Rumusan Masalah …………………………….............…………………….....1
          1.3  Tujuan Masalah   ……………………………….............…………….……......2
Bab II      PEMBAHASAN  ………………………………..............…….….………...... 3
          2.1  Pengertian Manusia Dan Keindahan ……………………........……….…......... 3
          2.2  Hubungan Manusia Dan Keindahan ……….…......................…….…............5
          2.3  Sebab Manusia Mencintai Keindahan ……………………….............................7
          2.4   Cara Manusia Untuk Mengetahui Suatu Keindahan …………………………..8
Bab III    PENUTUP  ………………………………..............………………………......10
          3.1  Kesimpulan  ……………………………………………..............………….....10
          3.2  Saran...................................................................................................................10
 Daftar Pustaka   ……………………………………………...............………………… 11












       BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang Masalah.
Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adap kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi :
keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual. Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai terbukti ketidakbenarannya.

 1.2  Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Adapun beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain:
1.       Apa Pengertian Manusia Dan Keindahan?
2.       Sejauh Mana Hubungan Manusia Dan Keindahan?
3.       Apa Sebab Manusia Mencintai Keindahan?
4.       Bagaimana Cara Manusia Untuk Mengetahui Suatu Keindahan?


1.3  Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang disusun oleh penulis di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.       Untuk Mengetahui Pengertian Dari Manusia Dan Keindahan.
2.       Untuk Mengetahui Sejauh Mana Hubungan Manusia Dan Keindahan.
3.       Untuk Mengetahui Sebab Manusia Mencintai Keindahan.
4.       Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Manusia Untuk Mengetahui Suatu Keindahan



BAB II
    PEMBAHASAN
2.1   DEFINISI MANUSIA DAN KEINDAHAN

Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman “keindahan” sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau “keindahan itu berada pada mata yang melihatnya.”
Sebuah buah yang matang (pada waktunya) dianggap indah, sedangkan seorang wanita muda mencoba untuk tampil lebih tua atau seorang wanita tua mencoba untuk tampil lebih muda tidak akan dianggap cantik. Dalam bahasa Yunani Attic, hōraios memiliki banyak makna, termasuk “muda” dan “usia matang.”
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia sangat gandrung dan mencintai keindahan. Seolah-olah keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya, seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk menghargai keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang indah. Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, nyanyian.
Kebudayaan diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama kebutuhan hidup fisiknya. Setelah kebutuhan pokok dapat dipenuhi, manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi melalui rasa keindahan (seni : rasa indah).
Keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, cantik, elok dan molek. Keindahan identik dengan kebenaran segala yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah.
Keindahan yang bersifat universal, yaitu keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu, tempat atau daerah tertentu. Ia bersipat menyeluruh. Segala sesuatu yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beatiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”.
Dalam arti luas meliputi keindahan hasil seni, alam, moral dan intelektual. Dan dalam arti estetik mencangkup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya dengan hubunganya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedangkan dalam arti terbatas keindahan sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.
Sesungguhnya keindahan itu memang merupakan suatu persoalan filsafati yang jawabannya beraneka ragam. Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua benda yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita hakiki itu dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast).

2.2       HUBUNGAN MANUSIA DAN KEINDAHAN
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman  keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah,  sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati.
Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
1)      Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih rendah dari derajad laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah.


2)      Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama, dan moral masyarakat. Yang demikian itu dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya seni.
3)      Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4)      Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.

2.3  Sebab Manusia Mencintai Keindahan
Keindahan pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan tuhan. Ini berarti bahwa keindahan juga ciptaan tuhan..Alamiah itu artinya wajar, tidak berlebihan, tidak pula kurang. Kalau pelukis wanita lebih cantik dari keindahan yang sebenarnya, judtru tidak indah. Karena akan ada ucapan “ lebih cantik ndari warna aslinya”. Bila ada sebuah drama, pemakaannya itu berlebih-lebihan Contoh : marah dengan meluap-luap padahal kesalahan kecil dan ada seserang kehilangan barangnya yang tidak berharga, kemudian dia menangis. Itu dinamakan tidak alamiah.
Jadi kesimpulannya adalah keindahan berasal dari kata “ Indah”  berati bagus, permai, cantik, molek, dan sebagainya. Benda yang mengandung keindahan adalah segala  hasil seni dalam alam semeta ciptaan tuhan. Sangat luas kawasan keindahan bagi manusia.
   Keindahan identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama. Abadi dan mepunyai daya tarik yang selalu bertambah. Keindahan bersifat universal.sejak abad ke 18 penngertian keindahan ini telah dimulai oleh para filosofi. Keindahan dapat dibedakan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Keindahan dalam arti abstrak murni mencakup pengalaman abstrak seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Ciri-ciri keindahan, menyangkut kualitas hakiki dari segala benda yang mengandung kesatuan, keselarasan, kesetangkupan, keseimbangan, pertentangan. Dari ciri-ciri itu diambil kesimpulan bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari garis warna, bentuk dan kata-kata. Defenisi keindahan sangat luas. Karena itu dalam abstetik  modern orang lebih suka berbicara tentang seni dan astetika.

2.4   CARA-CARA UNTUK MENGETAHUI SUATU KEINDAHAN
1.Renungan.
Renungan berasal dari kata renunag, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.

2.Keserasian.
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatuhal.

3.      Kehalusan.
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa
mengurangi nilai keindahan dari seseorang.

4.Kontemplasi.
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan. Disamping itu seni menurut waetaknya akan berpadu dengan keindahan karena itu menurut logika deduktiv dapat dikatakan bahwa keindahan dalam seni juuga harus di kontemplasikan. Keesimpulan ini mengandung dua saran :
A.    bahwa untuk dapat menciptakan keindahan dalam hasil karya seni teerlebih dahulu harus ditempuh proses kontemplasi.
B.     keindahan yang berpadu dalam hasil cipta seni harus dikontemplasikan untuk menemukan rahasia dan nilai-nilai dibalik keindahan formalnya.








BAB III
          PENUTUP
3.1  Kesimpulan.
      `     Keindahan pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptan tuhan. Keindahan menyangkut kualita hakiki dari segala benda yang mengandung kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan(symetri), keseimbangan (balance), dan pertentangan(contrast). Dari cirri-ciri itu diambil kesimpulan,bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata.Adapun definisi manusia adalah sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos,
                        Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman  keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah,  sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik.
                        Adapun cara untuk mengetahui suatu keindahan itu sangat bersifat objektif Keindahan merupakan suatu persoalan filsafati yang jawabannya beraneka ragam.
     3.2  Saran
            Dengan pembahasan makalah tentang manusia dan keindahan ini, dapat menambah wawasan kita tentang keindahan sesuai dengan teorinya dan dapat mengimplementasikan sebuah keindahan dari segi positif yang ada pada saat ini. Keindahan harus dijaga dengan menjaga lingkungan yang bersih dan indah begitu juga dengan manusia harus menata penampilan yang bersih dan rapi.
     Dalam penyusunan makalah ini Penulis mohon dengan sangat masukan dan kritikan dari Bapak Dosen agar menjadi lebih baik lagi, karena dalam penyusunan makalah ini kami, mungkin banyak kata atau penulisan kata yang salah.













    DAFTAR PUSTAKA



Mustopo, M.Habib,. Ilmu budaya dasar, 1983, usaha nasional Surabaya, Surabaya.

Prasetya, Joko Tri,. dkk, 2004, ilmu Budaya Dasar, PT Asdi Mahasatya, Jakarta.

Suprapto W., 2004, Ilmu Budaya Dasar, Ghalia Indonesia, Jakarta.








Nama  : I Putu Yatra Kencana
Nim     : 2015103003
Prodi   : B.Inggris

1.      Pengertian Perkembangan Peserta Didik :
 Peserta Didik adalah individu yang memiliki potensi fisik yang psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan yang unik. Potensi-potensi khas yang dimilikinya ini perlu dikembangkan dan diaktualisasikan sehingga mampu mencapai taraf perkembangan yang optimal. Peserta Didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya, peserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, baik yang ditunjukan diri sendiri, maupun yang diarahkan pada penyesuaian dengan lingkungannya. Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. Sebagai inidvidu yang sedang berkembang maka proses pemberian bantuan dan bimbingan perlu mengacu pada tingkat perkembangnnya. Peserta Didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Dalam perkembangannya peserta didik memiliki kemampuan dan berkembang ke arah kedewasaan dan terdapat kecenderungan untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada pihak lain.
Tujuan Mempelajari Perkembangan Peserta Didik Agar mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik dapat merespon perilaku peserta didik secara tepat membantu mengenali adanya penyimpangan yang terjadi pada diri peserta didik untuk membantu memahami diri sendiri sehingga dapat berperilaku secara tepat.
     Manfaat mempelajari Perkembangan Peserta Didik :
     1. Bagi Pendidik :
       A . Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan   
             beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi aspek fisik, intelektual                               emosi, dan moral.
       B . Memberi gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan       
             tahapan perkembangan peserta didik.
     2. Bagi Peserta Didik
  A . Memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep perkembangan peserta didik sebagai
        indvidu maupun makhluk sosial dalam menjalani tahapan perkembangan dari   
        prenata hingga lanjut usia.
  B . Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam proses pembelajaran sesuai   
      dengan tahapan perkembangannya.
     Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh pada Perkembangan Peserta Didik
    1. Faktor Internal
a)      Kondisi Fisik, Faktor fisik merupakan faktor bilogis individu yang merujuk pada faktor  genetik yang diturunkan oleh kedua orangtuanya.
b)      Kondisi Psikis, Kondisi fisik dan psikis inidvidu sangat berkaitan. Ranah perkembangan individu menyangkut aspek fisik, intelektual yaitu kognitif dan bahasa, emosi dan sosial moral.
   2. Faktor Eksternal
      a)      Lingkungan Fisik, Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, senitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian. Semua kondisi ini sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menjalankan proses kehidupannya.
        b)       Lingkungan Non Fisik, Faktor non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga, pendidikan dan masyarakat. Beberapa faktor yang berkenaan dengan faktor non fisik seperti stimulasi motivasi dalam mempelajari sesuatu, pola asuh, serta kasih sayang dari orangtua.


2.      Pengertian Revolusi Mental :  Revolusi Mental teridiri atas 2 kata yakni Revolusi dan       Mental.
    A.     Revolusi (dari bahasa latin revolutio, yang berarti "berputar arah") adalah perubahan fundamental (mendasar) dalam struktur kekuatan atau organisasi yang terjadi dalam periode waktu yang relatif singkat. Kata kuncinya adalah Perubahan dalam Waktu Singkat.
   Aristoteles menggambarkan pada dasarnya ada 2 jenis revolusi yakni:
1.      Perubahan sepenuhnya dari satu aturan ke yang lainnya.
2.      Modifikasi terhadap aturan yang ada.
     B.       Mental atau tepatnya Mentalitas adalah cara berpikir atau kemampuan untuk berpikir, belajar dan merespons terhadap suatu situasi atau kondisi. Contohnya, jika seseorang mengatakan anda mempunyai mentalitas anak TK, maka itu wajar saja jika anda itu masih di tingkat TK, tetapi jika anda masih ditingkat SMA dan mempunyai mentalitas anak TK, itu berarti anda dianggap tidak dewasa (sematang semestinya anak SMA).
       Jadi, Revolusi Mental dapat diartikan dengan perubahan yang relatif cepat dalam cara berpikir kita dalam merespon, bertindak dan bekerja. Revolusi mental melibatkan semacam strategi kebudayaan. Hal yang dibidik oleh revolusi mental adalah transformasi etos, yaitu perubahan mendasar dalam mentalitas yang meliputi cara berpikir,cara mer asa, cara mempercayai yang semuanya ini menjelma dalam perilaku dan tindakan sehari-hari
3. Hubungan Perkembangan Peserta Didik Dengan Revolusi Mental:
       Hubungan  perkembangan peserta didik dengan revolusi mental sangat erat dimana perkembangan peserta didik adalah seorang individu yang khas yang membutuhkan bimbingan dan perlakuan manusiawi baik dari dalam keluarga maupun di luar keluarga. Agar perkembangan peserta didik berkembang secara optimal perlu ditanamkan mental/mentalitas cara berpikir tentang sesuatu. Cara berpikir (mentalitas) dibentuk dari pengalaman,pengaruh lingkungan,dan hasil belajar. Pendidikan formal melalui sekolah dapat menjadi lokus untuk memulai revolusi mental ini. pendidikan diarahkan pada pembentukan etos warga negara (citizenship). Proses pedagogis membuat etos warga negara ini ‘menubuh’ atau dapat menjadi tindakan sehari-hari. Cara mendidik perlu diarahkan dari pengetahuan diskursif (discursive knowlegde) ke pengetahuan praktis (practical knowledge). Artinya, membentuk etos bukanlah pembicaraan teori-teori etika yang abstrak, tetapi bagaimana membuat teori-teori tersebut memengaruhi tindakan sehari-hari. Pendidikan diarahkan menuju transformasi di tataran kebiasaan. Pendidikan mengajarkan keutaamaan (virtue) yang merupakan pengetahuan praktis. Revolusi mental membuat kejujuran dan keutaamaan yang lain menjadi suatu disposisi batin ketika siswa berhadapan dengan situasi konkret. Pendidikan di sekolah hanya salah satu kantung perubahan saja. Revolusi mental yang menjadi gerakan berskala nasional perlu dilakukan di setiap kelompok-kelompok di kehidupan sehari-hari. transformasi sejati terjadi dalam kesetiaan bergerak dan menggerakkan perubahan dalam hal-hal yang rutin.
4. Kesimpulan :
            Peserta Didik adalah individu yang memiliki potensi fisik yang psikis yang khas, potensi khas yang dimilikinya ini perlu dikembangkan dan diaktualisasikan sehingga mampu mencapai taraf perkembangan yang optimal. Dengan merubah mentalitas melalui formal pendidikan di sekolah akan mendewasakan individu tersebut dan dengan berkembangnya revolusi mental semoga pendidikan di tanah air menjadi lebih baik dari sebelumnya dan akan membuahkan hasil untuk kedepan bagi individu  yang berhadapan dengan situasi konkret.