MAKALAH
MANUSIA DAN KEINDAHAN
DOSEN PEMBIMBING
I Ketut Suda Sudira,S.SOS
DISUSUN OLEH
I PUTU YATRA
KENCANA
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN SUAR BANGLI
2015/2016
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmatNYA sehingga makalah yang berjudul “MANUSIA DAN KEINDAHAN”
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bangli, 18
oktober 2015
Penyusun
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
……………………………………….............……………………......i
Daftar Isi
……………………………………………….............…………………….....ii
Bab I PENDAHULUAN
………………………….............……………….….........1
1.1 Latar Belakang ……………………………….............………………….........1
1.2 Rumusan Masalah …………………………….............…………………….....1
1.3 Tujuan Masalah ……………………………….............…………….……......2
Bab II PEMBAHASAN
………………………………..............…….….………...... 3
2.1 Pengertian Manusia Dan Keindahan ……………………........……….…......... 3
2.2 Hubungan Manusia Dan Keindahan ……….…......................……….…............5
2.3 Sebab Manusia Mencintai
Keindahan ……………………….............................7
2.4 Cara Manusia Untuk
Mengetahui Suatu Keindahan …………………………..8
Bab III PENUTUP ………………………………..............………………………......10
3.1 Kesimpulan ……………………………………………..............………….....10
3.2
Saran...................................................................................................................10
Daftar
Pustaka ……………………………………………...............………………… 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah.
Keindahan alam arti luas merupakan
pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula
kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang
indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik
juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang
indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan
adap kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam
arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan
dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan
seluas-luasnya meliputi :
keindahan seni, keindahan alam, keindahan
moral dan keindahan intelektual. Dalam rangka teori umum tentang nilai The
Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu
jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan
sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam
pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas
psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat
dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang
dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai terbukti ketidakbenarannya.
1.2 Rumusan
Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Adapun
beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain:
1.
Apa Pengertian Manusia Dan
Keindahan?
2.
Sejauh Mana
Hubungan Manusia Dan Keindahan?
3.
Apa Sebab Manusia Mencintai Keindahan?
4.
Bagaimana Cara Manusia Untuk Mengetahui Suatu
Keindahan?
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang disusun oleh penulis
di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk Mengetahui Pengertian Dari Manusia Dan Keindahan.
2.
Untuk Mengetahui Sejauh Mana Hubungan Manusia Dan Keindahan.
3.
Untuk Mengetahui Sebab
Manusia Mencintai Keindahan.
4.
Untuk Mengetahui Bagaimana
Cara Manusia Untuk Mengetahui Suatu Keindahan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI MANUSIA DAN KEINDAHAN
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari
orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi
kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar
atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi,
psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah
entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan
dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman “keindahan” sering
melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam,
yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena
ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau “keindahan itu berada
pada mata yang melihatnya.”
Sebuah buah yang matang (pada
waktunya) dianggap indah, sedangkan seorang wanita muda mencoba untuk tampil
lebih tua atau seorang wanita tua mencoba untuk tampil lebih muda tidak akan
dianggap cantik. Dalam bahasa Yunani Attic, hÅraios memiliki banyak makna,
termasuk “muda” dan “usia matang.”
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda
menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara
biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin
untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi
otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan
konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya
dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga
seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka
dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat
majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya
untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling
utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin
seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda
laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda
perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Manusia setiap waktu memperindah
diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona
dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia
sangat gandrung dan mencintai keindahan. Seolah-olah keindahan termasuk
konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang mengeluarkan dana
yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk
menikmatinya, seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini
semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan bagi seseorang.
Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk
menghargai keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus
dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi
orang yang dapat menghayati keindahan.
Sebenarnya sulit bagi kita untuk
menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak
dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah
dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain
keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan
bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara
mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang
indah. Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai
bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, nyanyian.
Kebudayaan diciptakan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama kebutuhan hidup fisiknya. Setelah
kebutuhan pokok dapat dipenuhi, manusia menciptakan kesenian yang merupakan
salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi melalui rasa keindahan (seni :
rasa indah).
Keindahan berasal dari kata indah
yang berarti bagus, cantik, elok dan molek. Keindahan identik
dengan kebenaran segala yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun
kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya
tidak indah.
Keindahan yang bersifat universal,
yaitu keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu, tempat atau
daerah tertentu. Ia bersipat menyeluruh. Segala sesuatu yang mempunyai sifat
indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala
anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin, keindahan
diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang
berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beatiful”,
Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”.
Dalam arti luas meliputi keindahan
hasil seni, alam, moral dan intelektual. Dan dalam arti estetik mencangkup
pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya dengan hubunganya dengan segala
sesuatu yang diserapnya. Sedangkan dalam arti terbatas keindahan sangat
berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.
Sesungguhnya keindahan itu memang
merupakan suatu persoalan filsafati yang jawabannya beraneka ragam. Salah satu
jawaban mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua benda yang dianggap indah
dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita hakiki itu dengan pengertian
keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu
yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah
kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan
(balance) dan perlawanan (contrast).
2.2 HUBUNGAN MANUSIA DAN KEINDAHAN
Manusia dan keindahan memang tak
bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang
dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni
pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat
dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan
bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan
perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan
dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat
menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu
tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu
kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni.
Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang
diungkapkan.
Manusia menikmati keindahan berarti
manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya
bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas
pada dua bidang tersebut.
keindahan tersebut pada dasarnya
adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak
berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah
abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada
sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai
daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur
keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan
adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan
benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses
menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian
pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi,
orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang
–orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Jadi keindahan mempunyai dimensi
interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan
manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan
interaksi.
Pengungkapan keindahan dalam karya
seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi
itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia,
mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat,
mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat
dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia
secara kodrati.
Ada beberapa alasan mengapa manusia
menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
1)
Tata nilai
yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang
sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan
yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa,
pingitan, derajad wanita lebih rendah dari derajad laki-laki. Tata nilai
semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat,
sehingga dikatakan tidak indah.
2)
Kemerosotan
Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan
ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari
tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan
seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan
ketentuan-ketentuan hukum agama, dan moral masyarakat. Yang demikian itu
dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu
harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya seni.
3)
Penderitaan
Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita.
Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang
membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak
berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik
dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan
tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat
bagi kemanusiaan.
4)
Keagungan
Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan
alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam
merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja
keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak
akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita
ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha
meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan
monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.
2.3 Sebab Manusia Mencintai Keindahan
Keindahan pada dasarnya adalah
alamiah. Alam itu ciptaan tuhan. Ini berarti bahwa keindahan juga ciptaan
tuhan..Alamiah itu artinya wajar, tidak berlebihan, tidak pula kurang. Kalau
pelukis wanita lebih cantik dari keindahan yang sebenarnya, judtru tidak indah.
Karena akan ada ucapan “ lebih cantik ndari warna aslinya”. Bila ada sebuah
drama, pemakaannya itu berlebih-lebihan Contoh : marah dengan meluap-luap
padahal kesalahan kecil dan ada seserang kehilangan barangnya yang tidak
berharga, kemudian dia menangis. Itu dinamakan tidak alamiah.
Jadi kesimpulannya adalah keindahan
berasal dari kata “ Indah” berati bagus,
permai, cantik, molek, dan sebagainya. Benda yang mengandung keindahan adalah
segala hasil seni dalam alam semeta
ciptaan tuhan. Sangat luas kawasan keindahan bagi manusia.
Keindahan
identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama.
Abadi dan mepunyai daya tarik yang selalu bertambah. Keindahan bersifat
universal.sejak abad ke 18 penngertian
keindahan ini telah dimulai oleh para filosofi. Keindahan dapat dibedakan
sebagai suatu kualitas abstrak
dan sebagai sebuah benda tertentu
yang indah. Keindahan dalam arti abstrak murni mencakup pengalaman abstrak
seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Ciri-ciri keindahan, menyangkut
kualitas hakiki dari segala benda yang mengandung kesatuan, keselarasan,
kesetangkupan, keseimbangan, pertentangan. Dari ciri-ciri itu diambil
kesimpulan bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari
garis warna, bentuk dan kata-kata. Defenisi keindahan sangat luas. Karena itu
dalam abstetik modern orang lebih suka
berbicara tentang seni dan astetika.
2.4 CARA-CARA
UNTUK MENGETAHUI SUATU KEINDAHAN
1.Renungan.
Renungan berasal dari kata renunag,
merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.Setiap orang pernah
merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain berbeda, meskipun obyek
yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa
yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.
2.Keserasian.
Keserasian berasal dari kata
serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata
cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan
seimbang.Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak
indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir
berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat
pada suatuhal.
3. Kehalusan.
Kehalusan berasal dari kata halus
artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab.
Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
4.Kontemplasi.
Suatu proses bermeditasi,
merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna,
manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan. Disamping itu seni menurut
waetaknya akan berpadu dengan keindahan karena itu menurut logika deduktiv
dapat dikatakan bahwa keindahan dalam seni juuga harus di kontemplasikan.
Keesimpulan ini mengandung dua saran :
A.
bahwa untuk dapat menciptakan
keindahan dalam hasil karya seni teerlebih dahulu harus ditempuh proses
kontemplasi.
B.
keindahan yang berpadu dalam hasil
cipta seni harus dikontemplasikan untuk menemukan rahasia dan nilai-nilai
dibalik keindahan formalnya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
` Keindahan pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu
ciptaan tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptan tuhan. Keindahan
menyangkut kualita hakiki dari segala benda yang mengandung kesatuan (unity),
keselarasan (harmony), kesetangkupan(symetri), keseimbangan (balance), dan
pertentangan(contrast). Dari cirri-ciri itu diambil kesimpulan,bahwa keindahan
tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada dan
kata-kata.Adapun definisi manusia adalah sebuah spesies primata dari golongan
mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka
dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama,
dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup;
dalam mitos,
Manusia
menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan.
Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar
(auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut. Batas keindahan
akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri.
Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan
yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik.
Adapun cara
untuk mengetahui suatu keindahan itu sangat bersifat objektif Keindahan
merupakan suatu persoalan filsafati yang jawabannya beraneka ragam.
3.2 Saran
Dengan pembahasan makalah tentang
manusia dan keindahan ini, dapat menambah wawasan kita tentang keindahan sesuai
dengan teorinya dan dapat mengimplementasikan sebuah keindahan dari segi
positif yang ada pada saat ini. Keindahan harus dijaga dengan menjaga
lingkungan yang bersih dan indah begitu juga dengan manusia harus menata
penampilan yang bersih dan rapi.
Dalam
penyusunan makalah ini Penulis mohon dengan sangat masukan dan kritikan dari
Bapak Dosen agar menjadi lebih baik lagi, karena dalam penyusunan makalah ini
kami, mungkin banyak kata atau penulisan kata yang salah.
DAFTAR
PUSTAKA
Mustopo, M.Habib,. Ilmu budaya dasar, 1983,
usaha nasional Surabaya, Surabaya.
Prasetya, Joko Tri,. dkk, 2004, ilmu Budaya Dasar,
PT Asdi Mahasatya, Jakarta.
Suprapto W., 2004, Ilmu Budaya Dasar, Ghalia
Indonesia, Jakarta.