MAKALAH
PENDIDIKAN
KARAKTER
DOSEN PEMBIMBING
I Ketut Suda
Sudira,S.SOS
DISUSUN OLEH
I PUTU YATRA KENCANA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK SUAR BANGLI 2015/2016
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Hyang
Maha Esa atas rahmatNYA saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “
PENDIDIKAN KARAKTER” ini bisa tersusun hingga selesai tidak lupa saya mengcapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan pemikirannya.
Seperti yang telah kita ketahui
“Pendidikan Karakter” itu sangat penting bagi anak bangsa dari mulai dini.
Semua akan dibahas pada makalah ini kenapa Pendidikan Karakter itu sangat
dibutuhkan dan layak dijadikan sebagai materi pelajaran.
Tugas ini kami buat untuk memberikan
penjelasan tentang keberadaan Pendidikan Karakter bagi kemajuan bangsa.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita menjadi
lebih luas lagi.
Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah
ini.Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pembina mata pelajaran Bahasa
Indonesia Pak widi, dan kepada pihak yang telah membantu ikut serta
dalam penyelesaian makalah ini.
Atas perhatian dan waktunya, kami
sampaikan banyak terima kasih.
Bangli, 18 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………….............……………………......i
Daftar Isi ……………………………………………….............…………………….....ii
Bab I PENDAHULUAN
………………………….............……………….….........1
1.1 Latar Belakang ……………………………….............………………….........1
1.2 Rumusan Masalah …………………………….............…………………….....2
1.3 Tujuan Masalah ……………………………….............…………….……......2
Bab II PEMBAHASAN
………………………………..............…….….………...... 3
2.1 Pengertian Pendidikan
Karakter ……………………..............……….…......... 3
2.2 Pengertian Beda Karakter dan
Keperibadian…….....................…….…............5
2.3 Tahap-Tahap
Pembentukan Karakter. ………………………............................6
2.4 Contoh Program Pendidikan Karakter………………………………….……..8
2.5 Tujuan Pendidikan Karakter Bangsa…………………………………………..9
2.6 Pendidikan Karakter yang
Berhasil………….............………………...……...11
Bab III PENUTUP ………………………………..............………………………......13
3.1 Kesimpulan ……………………………………………..............………….....13
3.2 Saran ………………………………………………...............………………..13
Daftar Pustaka ……………………………………………...............………………… 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah.
Salah satu
mewujudkan visi dan misi bangsa Indonesia pada masa mendatang telah termuat
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yaitu mewujudkan sistem dan iklim
pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia,
kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisplin dan bertanggung
jawab,berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia.Terlihat dengan jelas GBHN
mengamanatkan tentang arah kebijakan dibidang pendidikan diantaranya yaitu
meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan
kesejahteraan tenaga kependidikan, sehingga tenaga pendidik mampu
berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan watak atau karakter
pendidik dan budi pekerti. Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025 (UU
No. 17 Tahun 2007) antara lain adalah dalam mewujudkan masyarakat yang
berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan
falsafah Pancasila”. Salah satu upaya untuk merealisasikannya adalah dengan
cara memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan. Upaya ini
bertujuan untuk membentuk dan membangun manusia Indonesia yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan
antar umat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal
sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan
sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral,
dan etika pembangunan bangsa.
Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan
manusia yang tak pernah bisa ditinggalkan.
Pendidikan
bukanlah proses yang diorganisasi secara teratur, terencana, dan menggunakan
metode-metode yang dipelajari serta berdasarkan aturan-aturan yang telah
disepakati mekanisme penyelenggaraan oleh suatu komunitas suatu masyarakat
(Negara), melainkan lebih merupakan bagian dari kehidupan yang memang telah
berjalan sejak manusia itu ada.Pendidikan bisa dianggap sebagai proses yang
terjadi secara sengaja, direncanakan, didesain, dan diorganisasi berdasarkan
aturan yang berlaku terutama perundang-undangan yang dibuat atas dasar
kesepakatan masyarakat.Pendidikan sebagai sebuah kegiatan dan proses aktivitas
yang disengaja merupakan gejala masyarakat ketika sudah mulai disadari
pentingnya upaya untuk membentuk, mengarahkan, dan mengatur manusia sebagaimana
dicita-citakan masyarakat.
1.2 Rumusan
Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Adapun
beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain:
1. Apa Pengertian Pendidikan Karakter?
2. Apa Pengertian
Beda Karakter dan Keperibadian?
3. Bagaimana Tahap-Tahap Pembentukan Karakter?
4. Apa Saja Contoh Program Pendidikan Karakter?
5. Apa Tujuan Dari Pendidikan Karakter Bangsa?
6. Bagaimana Pendidikan Karakter yang Berhasil?
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang disusun oleh penulis
di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk Mengetahui Pengertian Pendidikan Karakter.
2.
Untuk Mengetahui Beda Karakter dan Keperibadian.
3.
Untuk Mengetahui Tahap-Tahap Pembentukan Karakter.
4.
Untuk Mengetahui Contoh Program Pendidikan Karakter.
5.
Untuk Mengetahui Tujuan Dari Pendidikan
Karakter Bangsa
6.
Untuk Mengetahui Pendidikan Karakter yang Berhasil
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi dan makna Pendidikan Karakter
Pendidikan
karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri,sesama,lingkungan,maupun kebangsaan.Pengembangan karakter bangsa dapat
dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang.Akan tetapi, karena
manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan
karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial
dan budaya yang bersangkutan.Artinya, perkembangan budaya dan karakter dapat
dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari
lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa.Lingkungan sosial dan
budaya bangsa adalah Pancasila, jadi pendidikan budaya dan karakter adalah
mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peseta didik melalui pendidikan
hati, otak, dan fisik.
Pendidikan
karakter atau pendidikan watak sejak awal munculnya pendidikan oleh para ahli
dianggap sebagai suatu hal yang niscaya.John Sewey, misalnya, pada tahun 1916
yang mengatakan bahwa sudah merupakan hal yang lumrah dalam teori pendidikan
bahwa pembentukan watak merupakan tujuan umum pengajaran dan pendidikan budi
pekerti di sekolah.Kemudian pada tahun 1918 di Amerika Serikat (AS), Komisi
Pembaharuan Pendidikan Menengah yang ditunjuk oleh Perhimpunan Pendidikan
Nasioanal melontarkan sebuah pernyataan bersejarah yaitu mengenai tujuan-tujuan
pendidikan umum.Lontaran itu dalam sejarah kemudian dikenal sebagai “Tujuh
Prinsip Utama Pendidikan” , antara lain :
- Kesehatan
- Penguasaan proses-proses fundamental
- Menjadi anggota keluarga yang berguna
- Pekerjaan
- Kewarganegaraan
- Penggunaan waktu luang secara bermanfaat
- Watak susila
Pendidikan
ke arah terbentuknya karakter bangsa para siswa merupakan tanggungjawab semua
guru. Oleh karena itu, pembinaannya pun harus oleh guru. Dengan demikian,
kurang tepat jika dikatakan bahwa mendidik para siswa agar memiliki karakter
bangsa hanya ditimpahkan pada guru mata pelajaran tertentu, misalnya guru PKN
atau guru pendidikan agama. Walaupun dapat dipahami bahwa yang
dominan untuk mengajarkan pendidikan karakter bangsa adalah para guru yang
relevan dengan pendidikan karakter bangsa.Tanpa terkecuali, semua guru harus
menjadikan dirinya sebagai sosok teladan yang berwibawa bagi para siswanya.
Sebab tidak akan memiliki makna apapun bila seorang guru PKn mengajarkan
menyelesaikan suatu masalah yang bertentangan dengan cara demokrasi, sementara
guru lain dengan cara otoriter. Atau seorang guru pendidikan agama dalam
menjawab pertanyaan para siswanya dengan cara yang nalar sementara guru lain
hanya mengatakan asal-asalan dalam menjawab.
Pendidikan
merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang tak pernah
ditinggalkan.Sebagai sebuah proses, ada dua hal asumsi yang berbeda mengenai
pendidikan dalam kehidupan manusia.Pertama, bisa dianggap sebagai sebuah proses
yang terjadi secara tidak disengaja atau berjalan secara alamiah.Pendidikan
bukanlah proses yang diorganisasi secara teratur, terencana, dan mengunakan
metode-metode yang dipelajari serta berdasarkan aturan-aturan yang telah
disepakati mekanisme penyelenggaraannya oleh suatu komunitas masyarakat
(Negara), melainkan lebih merupakan bagian dari kehiupan yang memang telah
berjalan sejak manusia itu ada.Pengertian ini menunjuk bahwa pada dasarnya
manusia secara alamiah merupakan mahkluk yang belajar dari peristiwa alam dan
gejala-gejala kehidupan yang ada untuk mengembangkan kehidupannya.Kedua,
pendidikan dianggap sebagai proses yang terjadi secara sengaja, disengaja, dan
diorganisasi berdasarkan aturan yang berlaku, terutama perundang-undangan yang
dibuat atas dasar kesepakatan masyarakat.Pendidikan sebagai sebuah kegiatan dan
proses aktivitas yang disengaja ini merupakan gejala masyarakat ketika sudah
mulai disadari pentingnya upaya untuk membentuk, mengarahkan, dan mengatur
manusia sebagaimana dicita-citakan masyarakat terutama cita-cita orang yang
mendapatkan kekuasaan.Cara mengatur manusia dalam pendidikan ini tentunya
berkaitan dengan bagaimana masyarakat akan diatur.Artinya, tujuan dan
pengorganisasian pendidikan mengikuti arah perkembangan sosio-ekonomi yang
berjalan.Jadi, ada aspek material yang menjelaskan bagaimana arah pendidikan
didesain berdasarkan siapa yang paling berkuasa dalam masyarakat tersebut.
Karakter
merupakan perpaduan antara moral, etika, dan akhlak. Moral lebih
menitikberatkan pada kualitas perbuatan, tindakan atau perilaku manusia atau
apakah perbuatan itu bisa dikatakan baik atau buruk, atau benar atau salah.
Sebaliknya, etika memberikan penilaian tentang baik dan buruk, berdasarkan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu, sedangkan akhlak
tatanannya lebih menekankan bahwa pada hakikatnya dalam diri manusia itu telah
tertanam keyakinan di mana ke duanya(baik dan buruk) itu ada. Karenanya,
pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi
pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang tujuannya mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan bai-buruk, memelihara apa
yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh
hati.
2.2 Pengertian Beda
Karakter dan Kepribadian.
Kepribadian adalah
hadiah dari Tuhan Sang Pencipta saat manusia dilahirkan dan setiap orang yang
memiliki kepribadian pasti ada
kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan sosial dan masing-masing
pribadi. Kepribadian manusia
secara umum ada 4, yaitu :
1. Koleris : tipe ini
bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka tantangan,
bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguinis : tipe ini
bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan, suka
sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
3. Phlegmatis :
tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka perubahan
mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis : tipe ini
bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection, suka
instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Saat setiap manusia belajar untuk mengatasi dan memperbaiki kelemahannya, serta
memunculkan kebiasaan positif yang baru, inilah yang disebut dengan Karakter. Misalnya,
seorang dengan kepribadian Sanguin
yang sangat suka bercanda dan terkesan tidak serius, lalu sadar dan belajar sehingga mampu membawa dirinya untuk bersikap serius
dalam situasi yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus, itulah Karakter. Pendidikan Karakter adalah pemberian pandangan
mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan
lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu yang perlu
dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini (idealnya).
Karakter tidak bisa diwariskan,
karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus
dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu proses yang tidak
instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah
lagi seperti sidik jari.Banyak kami perhatikan bahwa orang-orang dengan
karakter buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering
menyatakan bahwa cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan,
perlakuan orang lain atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti
sekarang ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak
hal di luar kendali kita, namun karakter Anda tidaklah demikian. Karakter Anda
selalu merupakan hasil pilihan Anda.Ketahuilah bahwa Anda mempunyai potensi
untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu. Karakter,
lebih dari apapun dan akan menjadikan Anda seorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu yang
Anda hargai dalam kehidupan ini.Setiap orang bertanggung jawab atas
karakternya. Anda memiliki kontrol penuh atas karakter Anda, artinya Anda tidak
dapat menyalahkan orang lain atas karakter Anda yang buruk karena Anda yang
bertanggung jawab penuh. Mengembangkan karakter adalah tanggung jawab pribadi
Anda.
2.3 Tahap-Tahap Pembentukan Karakter
Pendidikan
karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara
sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
istiadat. Pada dasarnya setiap orang sudah memiliki potensi atau kemampuan yang
ada sejak ia dilahirkan.potensi-potensi itulah yang menjadi bekal untuk
pembentukan karakter dirinya. Sedangkan pembentukan karakter selain didorong
faktor bawaan, tidak terlepas pula oleh faktor lingkungan yang juga memiliki
pengaruh cukup besar bagi pembentukan karakter seseorang.
Karakter
mulai terbentuk ketika seseorang masih kecil. Lingkungan yang pertama dilihat
oleh seseorang pasca lahir adalah keluarga. Maka peran keluarga dalam
pembentukan karakter menjadi yang pertama dan utama. Terutama pendidikan yang
diberikan oleh orang tua, khususnya ibu. Dalam falsafah Jawa kita mengenal
istilah guru yang merupakan singkatan dari digugu lan ditiru. Guru dalam ranah
keluarga adalah kedua orangtua. Sehingga apapun perkataan, perbuatan atau sikap
dari orangtua akan diikuti oleh anak, entah itu baik maupun buruk. Sebab ketika
seseorang berada pada masa anak-anak, pendidikan yang dominan adalah
keteladanan. Ucapan dan tindakan dari orangtua yang itu termasuk hal yang baik
atau buruk, secara langsung ataupun tidak langsung akan membentuk karakter si
anak sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk
keagamaan. Orangtua yang menanamkan nilai-nilai agama pada anak, misalnya
sering mengajak sembahyang, mendorong untuk cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa,
maka anak cenderung akan terbentuk karakter orang yang religius. Orangtua yang
sering mengajarkan kebaikan, bertutur kata yang lemah lembut, dermawan pada
orang lain, maka karakter si anak cenderung baik. Akan tetapi jika orang tua
berkata atau bersikap yang tidak baik, apalagi sering bertengkar di depan anak,
maka dalam diri seorang anak akan terbentuk karakter yang tidak baik.
Proses pembentukan karakter atau
kepribadian terdiri atas tiga taraf, yaitu pertama, pembiasaan. Tujuannya untuk
membentuk aspek kejasmanian dari kepribadian, atau memberi kecakapan berbuat
dan mengucapkan sesuatu (pengetahuan hafalan) Pendidikan karakter atau
kepribadian memerlukan sebuah proses yang simultan dan berkesinambungan yang
melibatkan aspek membelajarkan knowing the good (mengetahui hal yang baik),
feeling the good (merasakan hal yang baik), desiring the good (merindukan kebaikan),
loving the good (mencintai kebaikan), dan acting the good (melakukan kebaikan).
Materi pendidikannya tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat afektif, tetapi
juga yang berkaitan dengan kognitif dan psikomotor.
1.
Knowing the good
Untuk
membentuk karakter, anak tidak hanya sekadar tahu mengenai hal-hal yang baik,
namun mereka harus dapat memahami kenapa perlu melakukan hal itu. Selama ini
mereka tahunya mana yang baik dan buruk, namun mereka tidak tahu alasannya.
2.
Feeling the good
Konsep
ini mencoba membangkitkan rasa cinta anak untuk melakukan perbuatan baik. Di
sini anak dilatih untuk merasakan efek dari perbuatan baik yang dia lakukan.
Jika feeling the good sudah tertanam, itu akan menjadi ‘mesin’ atau kekuatan
luar biasa dari dalam diri seseorang untuk melakukan kebaikan atau
menghindarkan perbuatan negatif.
3.
Acting the good
Pada tahap ini, anak
dilatih untuk berbuat mulia. Tanpa melakukan apa yang sudah diketahui atau
dirasakan oleh seseorang, tidak akan ada artinya. Selama ini hanya himbauan saja,
padahal berbuat sesuatu yang baik itu harus dilatih, dan menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari.
Jadi ketiga faktor tersebut harus
dilatih secara terus menerus hingga menjadi kebiasaan. Konsep yang dibangun,
adalah habit of the mind, habit of the heart, dan habit of the hands. Karakter juga menjadi kunci utama sebuah bangsa untuk bisa maju. Indonesia
yang kaya dengan sumber daya alam, tidak akan maju jika sumber daya manusia
(SDM) tidak berkarakter, tidak jujur, tidak bertanggungjawab, tidak mandiri,
serta tidak jujur
2.4 Contoh Program Pendidikan karakter.
A. Lingkungan Sekolah:
v Training
Guru
Terkait dengan program pendidikan karakter disekolah, bagaimana menjalankan
dan melaksanakan pendidikan karakter disekolah, serta bagaimana cara
menyusun program dan melaksanakannya, dari gagasan ke tindakan.
Program ini membekali dan memberikan wawasan pada guru tentang
psikologi anak, cara mendidik anak dengan memahami mekanisme pikiran anak dan 3
faktor kunci untuk menciptakan anak sukses, serta kiat praktis dalam memahami
dan mengatasi anak yang “bermasalah” dengan
perilakunya.
v Program
Bimbingan Mental
Program ini terbagi menjadi dua sesi
program :
Sesi Workshop Therapy, yang
dirancang khusus untuk siswa usia 12 -18 tahun. Workshop ini bertujuan mengubah
serta membimbing mental anak usia remaja. Workshop ini bekerja sebagai “mesin
perubahan instant” maksudnya setelah mengikuti program ini anak didik akan
berubah seketika menjadi anak yang lebih positif.
Sesi Seminar Khusus Orangtua Siswa, membantu
orangtua mengenali anaknya dan memperlakukan anak dengan lebih baik, agar anak
lebih sukses dalam kehidupannya. Dalam seminar ini orangtua akan mempelajari
pengetahuan dasar yang sangat bagus untuk mempelajari berbagai teori psikologi
anak dan keluarga. Memahami konsep menangani anak di rumah dan di sekolah, serta
lebih mudah mengerti dan memahami jalan pikiran anak, pasangan dan orang lain.
B. Lingkungan Keluarga:
v Membangun
Karakter Anak Sejak Usia Dini.
Karakter akan
terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia
(triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri
(intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan
sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap
hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya
menjadi nilai dan
keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan
cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada
perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya
dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan
pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan
cara memberikan kepercayaan pada anak untuk
mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya
dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak
menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya.
Biasakan
anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat
menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul
dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan
ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan
sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan
baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan
Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui
pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan
sosial.
2.5
Tujuan Pendidikan Karakter Bangsa
Perkembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Pengertian Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan
di Indonesia.Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan Nasional Berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peseta didik agar menjadi manusia yag beriman,dan bertakwa kepaa Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.tujuan Pendidikan
Nasional merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus
dikembangkan oleh setiap satuan Pendidikan.Oleh karena itu, rumusan tujuan
Pendidikan Nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan
karakter bangsa.Untuk mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan budaya dan
karakter bangsa perlu dikemukakkan pengertian istilah budaya, karakter bangsa,
dan pendidikan.Tujuan Pendidikan Pendidikan Karakter Bangsa diantaranya adalah
sebagai berikut :
- Mengembangkan potensi afektif peserta didik
sebagai manusia dan Warga Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa
- Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta
didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi
budaya dan karakter bangsa
- Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab
peserta didik sebagai generasi penerus bangsa
- Mengembangkan kemampuan pesrta didik menjadi
manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan dan
- Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah
sebagai lingkungan belajar yang aman,jujur, penuh kreativitas dan
persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.
Nilai-nilai
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa merupakan Nilai-nilai yang dikembangkan
dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa dan diidentifikasi dari
sumber-sumber Agama, karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama,
maka kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran
agama dan kepercayaan.Secara politis, kehidupan kenegaraan didasari pada nilai
yang berasal dari agama.Dan sumber yang kedua adalah Pancasila, Pancasila :
Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan yang disebut dengan Pancasila.Pancasila terdapat pada
Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut lagi dalam pasal-pasal yang
terdapat dalam UUD 1945.Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi,
kemasyarakatan, budaya dan seni.
Pendidikan
budaya dan karakter bangsa bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi
Warga Negara yang lebih baik, yaitu Warga Negara yang memiliki kemampuan,
kemauan,dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sebagai Warga
Negara.Budaya sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak disadari oleh nilai-nilai budaya yang diakui
masyarakat tersebut.Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam pemberian
makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat
tersebut.Posisi budaya yang demikian penting dalam pendidikan budaya dan
karakter bangsa.
2.6 Pendidikan Karakter yang Berhasil.
Keberhasilan program pendidikan karakter
dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana
tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan SMP, yang antara lain
meliputisebagaiberikut:
A. Mengamalkan
ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja.
B. Memahami kekurangan dan kelebihan
dirisendiri.
C. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku
dalam lingkungan yang lebih luas.
D. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku,
ras, dan golongan sosial ekonomi dalam
lingkup
nasional.
E. Menunjukkan sikap percaya diri.
F. Mencari dan menerapkan informasi dari
lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain
secara logis, kritis,dankreatif.
G. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
H. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
I. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan
G. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
H. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
I. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
J. Mendeskripsikan gejala alam dan social.
K. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab.
L. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
J. Mendeskripsikan gejala alam dan social.
K. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab.
L. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara demi terwujudnya persatuan
dalam Negara kesatuan Republik Indonesia.
M. Menghargai karyaseni dan budayanasional.
N. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya.
O. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan
M. Menghargai karyaseni dan budayanasional.
N. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya.
O. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan
baik.
P. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dansantun.
Q. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
P. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dansantun.
Q. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
R. Menghargai adanyaperbedaanpendapat.
S. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana.
T. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa U. IndonesiadanbahasaInggrissederhana.
V. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah.
W. Memilikijiwakewirausahaan.
X. Menunjukkan sikap percaya diri.
S. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana.
T. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa U. IndonesiadanbahasaInggrissederhana.
V. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah.
W. Memilikijiwakewirausahaan.
X. Menunjukkan sikap percaya diri.
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian
pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku,
tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua
warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai
tersebut.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penulis
dapat menyimpulkan beberapa kategori yaitu:
Bangsa Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter melalui sekolah-sekolah, terutama Sekolah Menengah Pertama (SMP), karena anak usia SMP sangat cocok untuk diberi pembelajaran tentang pendidikan karakter.
Guru adalah orang tua para siswa.
Bangsa Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter melalui sekolah-sekolah, terutama Sekolah Menengah Pertama (SMP), karena anak usia SMP sangat cocok untuk diberi pembelajaran tentang pendidikan karakter.
Guru adalah orang tua para siswa.
Pendidikan
karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan
di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.
Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan lagi kalau masadepan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan. Dan bila pendidikan karakter ini mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya akan sangat besar bagi bangsa ini, negara kita akan semakin ketinggalan dari negara-negara lain.
Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan lagi kalau masadepan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan. Dan bila pendidikan karakter ini mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya akan sangat besar bagi bangsa ini, negara kita akan semakin ketinggalan dari negara-negara lain.
3.2
Saran
Pemerintah harus selalu memantau
atau mengawasi dunia pendidikan, karena dari dari dunia pendidikan Negara bisa
maju dan karena dunia pendidikan juga Negara bisa hancur, bila pendidikan sudah
disalah gunakan.Selain mengajar, seorang guru atau orang tua juga harus
mendo’akan anak atau muridnya supaya menjadi lebih baik, bukan mendo’akan
keburukan bagi anak didiknya.Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan
kepada setiap peserta didik di dalam menjalani masa-masa belajarnya, karena
jika tidak semua pembelajaran yang di jalani anak didik akan sia-sia. Semoga
karya tulis dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dalam penyusunan makalah ini Penulis
mohon dengan sangat masukan dan kritikan dari Bapak Dosen agar menjadi lebih
baik lagi, karena dalam penyusunan makalah ini kami, mungkin banyak kata atau
penulisan kata yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
Ananta
Pramoedya Toer.2006. Anak Semua Bangsa.Jakarta : Lentera Dipantar
Goble,
G Frank.1991.Mazhab Ketiga : Psikologi Humanistik Abraham Maslow.
Yogyakarta.Penerbit Kanisius
Muin,Fachtul.2011.Pendidikan
Karakter Konstruksi Teoritik dan praktik.Yogyakarta : Arr-ruzz Media
Rachman,
Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi
Generasi Muda Bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun Ke-7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar